DAFTAR ISI

Jumat, 16 Desember 2011

daftar isi

script style="text/javascript" src="https://sites.google.com/site/antigaptekjs/javacript/daftarisi.js">

CARA MEMBUAT RESAINT POST BERJALAN

Untuk template klasik silahkan ikuti langkah-langkah berikut ini :

1. Sign in di blogger dengan id sobat
2. Klik menu Template
3. klik menu Edit HTML

Copy seluruh kode HTMl lalu paste pada program notepad kemudian save. Ini di maksudkan untuk berjaga-jaga apabila terjadi kesalahan dalam proses editting template, sobat masih mempunyai data untuk mengembalikannya ke semula

Copy kode berikut ini lalu paste di atas kode



6. Klik tombol Save Template Changes
7. Selesai.

Cara ke dua ini untuk template baru silahkan ikuti langkah-langkah berikut ini :

1. Sign in di blogger

2. Klik menu Layout

3. Klik menu Edit HTML
4. Klik tulisan Download Full Template, lalu save data tersebut.
Ini untuk berjaga-jaga apabila terjadi kesalahan dalam mengedit kode template
5. Klik kotak kecil di samping tulisan Expand Widget Templates untuk
memberi tanda centang.
Sekali lagi jangan lupa klik kotak kecil di samping tulisan Expand Widget Templates
6. Tunggu beberapa saat sampai proses selesai

7. Simpan kode berikut di bawah kode , kode ini letaknya berada paling bawah
sebelum kode




8. Klik tombol SAVE TEMPLATE

9. Selesai

sedikit CATATAN, pada kode diatas ada tulisan yang saya buat kuning , nah tulisan tersebut harus sobat ganti dengan tulisan yang sobat inginkan. contoh : selamat datang di blog saya. atau apa saja yang menurut sobat layak untuk di tulis di situ. contoh yang saya berikan diatas memuat pesan atau text sebanyak empat tulisan, jika sobat ingin lebih banyak itu bisa dilakukan dengan menambah baris tulisan seperti kode sebelumnya.Untuk kode --> scrollSpeed = 130 . angka "130" merupakan kecepatan dari text berjalan, semakin kecil nilainya semakin cepat text berjalan, dan semakin besar nilainya maka text akan semakin lambat. Silahkan sesuaikan dengan keinginan sobat.
Seperti yang saya katakan di awal artikel bahwa kode yang saya berikan di atas hasil efeknya tidak sama dengan yang ada di blog ini, untuk melihat hasil nyatanya, silahkan sobat klik di sini. sumber

TRIK CARA MEMBUAT DAFTAR ISI PADA BLOG

daftar isi blog akan kita buat dengan mengentrikan satu persatu judul postingan kita sehingga akan menggambarkan isi dari blog milik kita.

Cara membuat daftar isi yang akan saya tuliskan ini jika menggunakan fungsi scroll. Untuk melihat tips membuat menu scroll dapat dilihat disini. Atau saya sarankan untuk membuat daftar isi yang lebih bagus lagi seperti ini

Berikut ini langkah-langkahnya :
1. Masuk ke account blogger anda
2. Pilih tata letak/layout
3. Pilih tambah gadget
4. Pilih HTML/javascript.
5. Kopas kode di bawah ini

CARA MEMASANG ALEXA PADA BLOG

dan Berikut Cara Memasang Widget Alexa di Blog
1.Login Terlebih Dulu Ke Alexa
2.Kemudian Klik Menu Site Tool - alexa widget atau biar cepat Klik aja di SINI
3.Masukkan Alamat Blog Sobat Pada Kolom yang Tersedia Misal : http://m-wali.blogspot.com/
dan Klik Build Widget
4.Nah Copykan Kode HTML yang Tertera di Sana
5.mau di Jelaskan Juga cara pasang Ke Blog? yup masuk dasbor-Rancangan-Edit HTML-dan tambah/Add Widget.
Gampang Bukan, Selamat mencoba

Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2011/12/cara-memasang-widget-alexa-di-blog.html#ixzz1gldhES39

daftar isi blog akan kita buat dengan mengentrikan satu persatu judul postingan kita sehingga akan menggambarkan isi dari blog milik kita. Cara membuat daftar isi yang akan saya tuliskan ini jika menggunakan fungsi scroll. Untuk melihat tips membuat menu scroll dapat dilihat disini. Atau saya sarankan untuk membuat daftar isi yang lebih bagus lagi seperti ini Berikut ini langkah-langkahnya : 1. Masuk ke account blogger anda 2. Pilih tata letak/layout 3. Pilih tambah gadget 4. Pilih HTML/javascript. 5. Kopas kode di bawah ini

TRIK CARA MEMBUAT DAFTAR ISI PADA BLOG

dan Berikut Cara Memasang Widget Alexa di Blog 1.Login Terlebih Dulu Ke Alexa 2.Kemudian Klik Menu Site Tool - alexa widget atau biar cepat Klik aja di SINI 3.Masukkan Alamat Blog Sobat Pada Kolom yang Tersedia Misal : http://m-wali.blogspot.com/ dan Klik Build Widget 4.Nah Copykan Kode HTML yang Tertera di Sana 5.mau di Jelaskan Juga cara pasang Ke Blog? yup masuk dasbor-Rancangan-Edit HTML-dan tambah/Add Widget. Gampang Bukan, Selamat mencoba Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2011/12/cara-memasang-widget-alexa-di-blog.html#ixzz1gldhES39

CARA MEMASANG ALEXA PADA BLOG

Kamis, 08 Desember 2011

Manusia penuh dengan tuntutan kerja,lihat gambar selengkapnya, silahkan download disini
Pasangan sejati,apa ada ? lihat gambar selengkapnya, silahkan download disini
Jerapah Hidup Di Alam Bebas,Gambar silahkan download disini
Gambar kehidupan alam silahkan download disini
Gambar kehidupan foto Lady gaga silahkan download disini
Anda ingin melihat kehidupan malam silahkan download disini
anda berminat melihat Gambar kehidupan Manusia Purba? silahkan<"manusia purba.jpg.html"> klik disini dech
Konten wallpaper Mobil sport ? silahkan download disini
Gambar kehidupan manusia Modern,mau tau ? Klik disini download disini
Gambar menarik kehidupan atlet sepak bola silahkan download disini













Tingkatkan harmonisasi kehidupan umat beragama melalui Penguatan Pranata Sosial
Monday, 3 January 2011 Oleh: Humas
Share

Indonesia merupakan Negara yang plural. Hal tersebut menyebabkan rawan terjadi konflik. Meskipun konflik umumnya bukan semata-mata disebabkan faktor agama saja dan lebih dikarenakan faktor lain seperti politik dan ekonomi namun seringkali konflik inipun masuk ke ranah agama. Sehingga diperlukan upaya untuk harmonisasi kehidupan umat beragama.

Demikian disampaikan Kaprodi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Drs. Abdul Madjid, M.Ag di Kampus Terpadu UMY Kamis (23/12) ketika menjelaskan pelaksanaan mengenai workshop ‘Penguatan Pranata Sosial sebagai Agen harmonisasi Kehidupan Umat Beragama’ yang akan diselenggarakan pada Jumat (24/12) hingga Sabtu (25/12) di Hotel Sahid Raya.

Lebih lanjut Madjid memaparkan selama ini upaya untuk harmonisasi kehidupan umat beragama baru dilakukan sebatas dialog antar kalangan elit semata. Tokoh-tokoh tersebut pada umumnya para elit agama, pemimpin organisasi sosial keagamaan atau tokoh adat tanpa melibatkan aspek kehidupan lainnya seperti pranata sosial, eknomi, dan budaya.

“Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa tokoh elit merupakan manifestasi dari sosok yang mempunyai kharisma. Dialog di kalangan elit seperti tokoh masyarakat, agama maupun adat belum menyentuh kalangan pranata sosial, ekonomi, pendidikan dan lainnya. Akibatnya, dialog belum masuk ranah akar rumput dan kurang menyentuh akar permasalahan yang sebenarnya,”jelasnya. Untuk itu, penguatan pranata sosial perlu dilakukan sebagai upaya harmonisasi kehidupan umat beragama.

Dalam penuturannya, Abdul menjelaskan pranata sosial merupakan sistem norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan maupun kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok dan bermasyarakat bagi manusia. Dalam kehidupan masyarakat pranata sosial berwujud meliputi pranata keluarga, politik, pendidikan, ekonomi dan agama.

“Tujuan dari pranata sosial itu sendiri adalah untuk menjaga keutuhan dalam masyarakat tertentu, memberikan pedoman pada anggota masyarakat untuk bertingkah laku atau bersikap, serta memberi pegangan pada masyarakat untuk menandakan sistem pengendalian sosial.”urainya.

Menurutnya posisi pranata-pranata sosial tersebut baik formal maupun non formal secara kelembagaan dan kultural mempunyai pengaruh yang kuat di masyarakat. “Selain itu juga berpotensi kuat sebagai perekat atau agen harmonisasi kehidupan beragama.”ujar Abdul.

Terkait dengan peran elit dalam penyelesaian peristiwa-peristiwa disharmoni umat beragama dalam penuturannya terkadang hanya bersifat artifisial, bersifat elitis dan kurang menyentuh akar permasalahan sebenarnya.

“Sehingga sebuah ungkapan yang sedikit sarkastis muncul bahwa semakin banyak dialog antar tokoh semakin banyak pula disharmoni yang terjadi. Jika demikian maka alternatif untuk memposisikan faktor lain sangat dimungkinkan. Berangkat dari pandangan teoritis tersebut maka cara manusia beragama yang telah melembaga menjadi turning point.”paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, Abdul menuturkan kerukunan antar umat beragama di Indonesia menemukan momen yang diskursif. Pandangan yang muncul ke permukaan dan begitu menonjol adalah semangat untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama.

“Di sisi lain instrumen untuk itu belum mencukupi bisa mengacu pada kompleksitas kehidupan beragama. Harmonisasi kehidupan umat beragama secara terus menerus diupayakan oleh pemerintah dan pihak-pihak terkait melalui berbagai metode dan strategi. Hal ini dimaksudkan untuk mengeliminir peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan disharmoni dalam kehidupan bermasyarakat.”tuturnya.

Harmonisasi kehidupan umat beragama dapat dilakukan dengan meningkatkan pemahamam mengenai agama. “Sejak Sekolah Dasar kita telah mendapatkan pelajaran agama. Namun masih bersifat ekslusif dengan meyakini bahwa agama yang dianut adalah agama yang paling benar. Harus seimbang antara keyakinan tersebut dengan sikap menghormati dan menghargai agama lain,”jelasnya.

Setelah mengikuti workshop tersebut nantinya para peserta akan melakukan sosialisasi dan internalisasi pada kelompok masing-masing. “Harapannya melalui hal tersebut harmonisasi kerukunan antar umat beragama dapat terwujud,”tegasnya.
Berawal dari keinginan memiliki sebuah situs yang bisa menumpahkan segala yang ada di dalam otak dengan bermodal gratis “harus gratis” maka mulailah pencarian tutorial about it

Akhirnya dapet jg domain gratis ) di http://domainku.co.cc dengan nama domain kesayangan otakkacau.co.cc senangnya punya web site dengan tanpa embel2 , tapi ga bsa langsung di akses … nunggu n coba tp belum bisa jg … 5 jam berlalu n active jd bertanya tanya coz dah nongol aja ga tau brapa lama prosesnya tuh domain so tinggal di bla bla n bla bla …

Puter otak lagi … dah punya domain trus hostingnya dimana ya ?!? cari … cari … dapet jg hosting gratis di http://www.000webhost.com trus dibuatlah hosting untuk domain otakkacau.co.cc tinggal ikutin prosedurnya yang ga terlalu sulit n dapetlah name server, buat apa ya nih name server ?!? oh iya buat setting DNS di member area domain otakkacau.co.cc so langsung aja diotak atik bentar tuk sesuain name servernya.

Lalu tuh web site mau diisi pake bhs apa yach … mmm pake wordpress aja yang gratis so download deh versi terbarunya di http://wordpress.org trus di upload deh file wordpress terbaru yang masih .zip ke hosting hehehe.

Jadi sudah jadilah web gratis yang masih kosong oblong oblong …
Berawal dari keinginan memiliki sebuah situs yang bisa menumpahkan segala yang ada di dalam otak dengan bermodal gratis “harus gratis” maka mulailah pencarian tutorial about it

OTAK KEHIDUPAN DUNIA MAYA BLOGGING DIMULAI

Akhirnya dapet jg domain gratis ) di http://domainku.co.cc dengan nama domain kesayangan otakkacau.co.cc senangnya punya web site dengan tanpa embel2 , tapi ga bsa langsung di akses … nunggu n coba tp belum bisa jg … 5 jam berlalu n active jd bertanya tanya coz dah nongol aja ga tau brapa lama prosesnya tuh domain so tinggal di bla bla n bla bla …

Puter otak lagi … dah punya domain trus hostingnya dimana ya ?!? cari … cari … dapet jg hosting gratis di http://www.000webhost.com trus dibuatlah hosting untuk domain otakkacau.co.cc tinggal ikutin prosedurnya yang ga terlalu sulit n dapetlah name server, buat apa ya nih name server ?!? oh iya buat setting DNS di member area domain otakkacau.co.cc so langsung aja diotak atik bentar tuk sesuain name servernya.

Lalu tuh web site mau diisi pake bhs apa yach … mmm pake wordpress aja yang gratis so download deh versi terbarunya di http://wordpress.org trus di upload deh file wordpress terbaru yang masih .zip ke hosting hehehe.

Jadi sudah jadilah web gratis yang masih kosong oblong oblong …
Berawal dari keinginan memiliki sebuah situs yang bisa menumpahkan segala yang ada di dalam otak dengan bermodal gratis “harus gratis” maka mulailah pencarian tutorial about it

Akhirnya dapet jg domain gratis ) di http://domainku.co.cc dengan nama domain kesayangan otakkacau.co.cc senangnya punya web site dengan tanpa embel2 , tapi ga bsa langsung di akses … nunggu n coba tp belum bisa jg … 5 jam berlalu n active jd bertanya tanya coz dah nongol aja ga tau brapa lama prosesnya tuh domain so tinggal di bla bla n bla bla …

Puter otak lagi … dah punya domain trus hostingnya dimana ya ?!? cari … cari … dapet jg hosting gratis di http://www.000webhost.com trus dibuatlah hosting untuk domain otakkacau.co.cc tinggal ikutin prosedurnya yang ga terlalu sulit n dapetlah name server, buat apa ya nih name server ?!? oh iya buat setting DNS di member area domain otakkacau.co.cc so langsung aja diotak atik bentar tuk sesuain name servernya.

Lalu tuh web site mau diisi pake bhs apa yach … mmm pake wordpress aja yang gratis so download deh versi terbarunya di http://wordpress.org trus di upload deh file wordpress terbaru yang masih .zip ke hosting hehehe.

Jadi sudah jadilah web gratis yang masih kosong oblong oblong …
Let’s Back to Dunia Nyata

Setelah kemarin kita mencoba mengintip masa depan blog yang katanya terindikasi suram, kali saya mencoba mengangkat topik yang masih seputar kehidupan dunia maya, jejaring sosial. Ada beberapa situs jejaring sosial tetapi saya ingin mengkhususkan pada situs jejaring sosial yang paling populer yaitu FaceBook. Saat ini ada sebuah pertanyaan menggelitik yang timbul berkaitan dengan keberadaan facebook dan para penggunanya yang begitu luas. Apakah situs-situs jejaring sosial yang ada memang mendukung interaksi atau justru mengurangi interaksi ini sebatas di dunia maya, dengan menggeser interaksi dunia nyata? Untuk menjawab pertanyaan ini saya mencoba merujuk ke beberapa sumber utamanya tulisan Guy Lecky-Thompson tentang dampak baik dan buruk FaceBook.

Interaksi elektronik (maya) perlahan tetapi pasti telah menggeser interaksi sosial, dengan menjauhkan jarak diantara orang-orang. Manusia adalah makhluk sosial, menghilangkan interaksi sosial dalam kehidupan bisa mempengaruhi perkembangan sosial, khususnya jika dimulai pada usia muda.

FaceBook juga merubah cara orang berinteraksi, kemungkinan dengan merubah apa yang pada akhirnya akan mempengaruhi evolusi interaksi sosial. Kurangnya komunikasi face-to-face (tatap muka) secara tidak langsung telah mengikis keterampilan seperti kemampuan membaca bahasa tubuh dan fasilitas-fasilitas komunikasi tidak langsung lainnya.

Komunikasi elektronik massa bisa mengarah pada kualitas interaksi sosial yang buruk karena jumlah partisipan yang sedikit; pembicaraan seperti gosip kemungkinan akan lebih tinggi dibanding pada interaksi tatap muka. Juga ada ada yang berkesimpulan bahwa informasi online memiliki nilai yang lebih rendah dibanding informasi di dunia nyata.

Tidak berarti bahwa kita harus menutup mata untuk FaceBook. Seperti halnya teknologi-teknologi yang lain, seperti email, serarch engine, dan online publishing tools seperti Blog, secara keseluruhan FaceBook dan situs jejaring sosial lain bisa dianggap hal yang baik. Situs-situs ini memungkinkan orang terhubung, baik mereka kenal satu sama lain atau tidak. Namun ada kekurangan mendasar dalam bentuk hal-hal yang sifatnya sangat publik dimana pertemanan telah berdegenerasi menjadi sesuatu yang dapat menebar ancaman, meskipun dampak positifnya jauh lebih besar. Telah banyak kita mendengar Kisah-kisah sukses yagn berawal dari komunikasi maya seperti pernikahan, deal bisnis, kemitraan, diantara yang lainnya.

Akan tetapi, hanya bergantung pada komunikasi elektronik untuk interaksi sosial kemungkinan akan merusak hidup dan bukan justru memperkaya kehidupan. Setiap orang, dengan sedikit pengecualian, memerlukan kontak tatap-muka untuk dapat mempertahankan skill sosial yang dimiliki dan untuk memenuhi kodratnya sebagai makhluk sosial. Ulasan di atas sifatnya pribadi yang tidak dijamin kebenarannya. Lalu bagaimana menurut Anda?

Interaksi Sosial di Dunia Nyata
Kehidupan dunia maya dengan kehidupan dunia nyata itu sangat brbeda ?
Aku pnya shabat di dunia nyata, dia pendiam skali, truz beberapa hari lalu aq add FB,TWITTER,KASKUS dan forum2 lain miliknya, trnyata dia orang yg cukup hebat pd dunia maya, diskusi dan pencarian solusinya bagus, bahkan apa yg kita bhas di dunia nyata dan sampai saat ini blm slesai dialah yg bisa menyelesaikan di dunia maya, walau di dunia nyata dia diam aja, tp dia dg sembunyi2 menyelesaikan diskusi dan memecahkannya pd dunia maya, dia tdk pernah mengakatan solusi itu pd dunia nyata, dia juga tdk ambil suara dan brpendapat saat di dunia nyata,

biasanya dia hnya brbisik lalu bicara pd ku saja tentang ide-ide nya dan juga tulisannya di dunia maya, tp aq tak mau mengutarakannya di dunianyata krna itu ide dia..

bagaimana ya caranya supaya dia berani menyuarakan pendapat di dunia nyata ?
2 bulan lalu Lapor Penyalahgunaan

Novia
Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak

Dia kurang aktif di dunia nyata mungkn karena dia ngerasa ga percaya diri, dia takut salah mengutarakan pendapat, atau mungkin dia takut pendapatnya ga ada yang respon atau bahkan di tertawakan oleh karana itu dia lebih memilih aktif di dunia maya, karena kalupun pendapatnya di tolak atau di tertawakan dia ga akan ngerasa terlalu malu karna dia ga menatap langsung orang2 yang ga setuju sama pendapatnya.
Yang haruus kamu lakuin supaya dia jadi berani buat ngutarin pendapatnya, sebagai temannya kamu harus terus memotivasi dia, keluarkan kata-kata yang sekiranya bisa ngebuat kepercayaan dirinya tumbuh, misalnya aja kamu bilang kalau dia hebat&pendapat yang selama ini dia utarakan lewat dunia maya itu jitu banget, jadi jangan takut buat ngutarakan pendapat.
kLAu ga nyambung Maap kan..hehe
Kehidupan Dunia Maya menyangkut Dunia Nyata
Senin, Juli 14th, 2008
Pada gambar ini merupakan gambaran pada kehidupan dunia maya dari suatu animasi yang di buat oleh saya sendiri dari beberapa karakteristik seseorang yang berbeda-beda!



Kehidupan dunia maya berperan juga pada kegiatan kehidupan manusia sehari-hari. Apa kalian menyadari setiap gerak-gerik Anda yang terlihat oleh seseorang di dunia maya akan dinilai oleh setiap pandangan dari setiap penilaian dari mereka? Maka dari itu berhati-hatilah dalam bersikap di dunia maya dan sifat Anda akan menjadi patokan siapa diri Anda di dunia maya oleh seluruh manusia yang berinteraksi dalam di dunia maya ataupun nyata. Saya di sini sebagai Hery dan pada gambar tersebut merupakan teman-teman saya yang sedang berpiknik. Sungguh menyenangkan, apalagi dalam dunia maya bukan hanya sebagai tempat refreshing dan Anda juga dapat mencari ilmu pengetahuan, informasi dan masih banyak lagi yang dapat Anda lakukan. Baiklah, selamat datang dan selamat membaca dari setiap penulisan hasil karya saya. Semoga bermanfaat dan berguna bagi kehidupan Anda di dunia nyata serta dalam kehidupan sehari-hari. Amin..!!!
145
KEHIDUPAN SOSIALEKONOMI MASYARAKAT
INDRAMAYU (TINJAUAN
HISTORIS TAHUN 1970-2007)
Latarbelakang Masalah Penelitian
Pada dasawarsa tahun 1970 dan 1980, Indonesia
mengalami proses perubahan sosial yang relatif tinggi
sehingga mempunyai akibat yang luas serta dalam. Keadaan
ini ditandai dengan masuknya ekonomi dunia ke tengah
ekonomi nasional, yang diikuti oleh usaha-usaha besar lewat
penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negri.
Perubahan itu juga memberikan dampak baik positif maupun
negatif bagi ligkungan sekitar meliputi kehidupan manusia
(penduduk) serta lingkungan alam (pencemaran, kerusaan
lingkungan). Selanjutnya keadaan seperti tersebut di atas
akhirnya membawa dinamika tersendiri di beberapa tempat di
Kabupaten Indramayu seperti di Kecamatan Kroya,
Indramayu, Balongan dan Kecamatan Losarang. dimana
dengan leluasa membentuk masyarakat ekonomi baru baik di
perkotaan maupun pedesaan. Selain itu persaingan antara
sektor ekonomi yang bercorak tradisional dengan ekonomi
modern menjadi semakin tajam. Akibat sosial dari gejala
ekonomi ini antara lain dislokasi sosial, pengangguran,
kriminalitas yang semakin meningkat, dan sebagainya.146
Fenomena di atas tergambar pula di kabupaten
Indramayu, sebagai salah satu kabupaten di Jawa barat yang
memiliki sumber daya alam beragam: laut, dengan hasil ikan
dan garam, maupun hasil pertanian serta tambang minyak.
Sayang untuk beberapa hal belum banyak memberi
kesejahteraan secara merata kepada sebagian besar
penduduk di kabupaten ini. Ada sesuatu yang berkenaan
dengan perasaan tidak berdaya, tidak bermakna, terpencil
dari situasi atau lingkungan sekitar kehidupannya yang
sedang berubah, yang dapat dikatakan semacam
keterasingan (Kuntowijoyo, 1987: 81). Oleh sebab itu
dinamika kehidupun sosial-ekonomi kurang memperlihatkan
kearah perbaikan yang progress selama tahun kajian
penelitian. Dalam beberapa hal malah dapat dikatakan
mundur yang nampak pada masalah industri petasan dan
tenaga kerja wanita, sedangkan keajegan ada pada industri
garam rakyat. Sementara untuk masalah Balongan (minyak
bumi), dapat disebutkan menjadi salah satu hal yang memiliki
respon positif menuju kearah perbaikan dari perubahan
lingkungan setempat, meski belum dapat dikatakan optimal
memberikan kesejahteraan.
Masalah industri petasan dan garam rakyat yang telah
berkembang sejak lama di Kabupaten Indramayu, tampak
bahwa masih belum ada perubahan yang berarti, kecuali
secara terbatas telah memberikan kesempatan kerja bagi
penduduk sekitar mendapatkan tambahan penghasilan. Jika
dilihat kegiatan ekonomi ini berpotensi dalam memberikan
jalan bagi seluruh penduduk Indramayu kearah perubahan 147
soial-ekonomi yang signifikan. Di Kecamatan Indramayu,
dimana industri petasan berada terdapat permasalahan
serius yang belum juga selesai, yakni tentang hasil produksi
legal atau illegal. Kehati-hatian pemerintah daerah perlu
dilihat sebagai bentuk preventif dari ekses buruk yang
mungkin terjadi, sedangkan „kenekatan” penduduk setempat
untuk terus memproduksi petasan juga harus dilihat sebagai
salah satu usaha mendapatkan penghasilan tambahan guna
mencukupi kehidupan keluarganya. Apa lagi mereka memiliki
ketrampilan teknis meracik serbuk petasan sehingga
mendapatkan hasil/ jenis petasan yang dapat meletus atau
meledak dengan berbagai variasinya.
Sementara itu pada industri garam rakyat belum
menampakkan adanya perubahan atas kehidupan petani
garam, yang justru paling bekerja keras sepanjang musim
kemarau dalam mengolah air penggaraman/ air laut. Disatu
pihak kelompok pengumpul malah mendapatkan kesempatan
dalam mengambil keuntungan dari situasi yang kurang
„bersahabat‟ dari petani garam. Ketidakberdayaan para petani
perlu dibantu oleh pemerintah setempat, karena dari mereka
dihasilkan butiran garam yang mempunyai nilai jual untuk
membantu kehidupan ketika sawah di Losarang tidak
memberikan hasil dimusim kemarau.
Untuk masalah yang berhubungan dengan tenaga
kerja wanita lebih memprihatinkan, karena dari tahun ke
tahun menunjukkan adanya peningkatan secara kuantitas
yang pergi ke luar negeri. Sebaliknya dapat dikatakan tidak
atau kurang dalam meningkatkan kualitas sumber 148
manusianya di Kecamatan Kroya. sebagai salah satu wilayah
yang banyak mengirimkan tenaga kerja wanita tersebut.
Seperti diketahui bahwa uang yang masuk ke kecamatan ini
tiap tahun relatif banyak, sayang tidak dimanfaatkan untuk
upaya membangun atau meningkatkan sumber daya manusia
setempat, tetapi lebih kepada pemenuhan kebutuhan material
(rumah, kendaraan, tanah, dll), kearah gaya hidup modern.
Selain daripada itu para TKW sering mendapat perlakuan
tidak manusiawi baik ketika sedang bekerja di luar negeri
maupun di dalam negeri, ketika mereka pulang kampung..
Pihak pemerintah daerah tampaknya juga kurang
memberikan pelayanan, bahkan untuk tingkat RT/RW juga
memperlihatkan ketidak pedulian, sehingga kalau terjadi
kasus-kasus kekerasan, penganiayaan, meninggal dunia
akan mengalami kesulitan informasi/ melacaknya dari mana
keluarga mereka berasal.
Terakhir untuk masalah yang terjadi di Balongan justru
menunjukkan adanya kepedulian terhadap mereka (petani
Balongan) yang kehilangan tanah/ sawah akibat proyek
pertamina. Meskipun sudah mendapatkan ganti rugi dari
pihak pertamina, penduduk sekitar juga dilibatkan dalam
proyek-proyek sebagai tenaga kerja kasar. Mereka tidak
memiliki keahlian untuk masuk dalam industri minyak
Balongan yang memang membutuhkan keahlian tertentu.
Keadaan ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi
pemerintah setempat untuk menyiapkan penduduknya
menjadi pemain aktif dalam pembangunan, bukan menjadi
penonton di rumah sendiri.149
Metode Penelitian:
Metode yang digunakan adalah metode historis
dengan menggunakan studi literature dan wawancara
sebagai teknik penelitiannya. Metode historis adalah proses
menguji dan menganalisis secara kritis terhadap terhadap
rekaman serta peninggalan masa lampau dan menuliskan
hasilnya berdasarkan fakta yang telah diperoleh yang
disebutkan historiografi (Gottschalk, 1975: 32). Pendapat
yang lain mengatakan bahwa metode historis adalah suatu
proses pengkajian, penjelasan dan analisis secara kritis
terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau
(Syamsuddin, 1996: 63). Adapun langkah-langkah penelitian
dalam metode historis ini meliputi: pertama heuristik; yaitu
suatu kegiatan mencari, menemukan, dan mengumpulkan
sumber-sumber sejarah; kedua kritik sumber, yaitu meneliti
secara kritis baik ekstern maupun intern terhadap semua
sumber sejarah yang berhasil dikumpulkan sehingga
mendapatkan sejumlah fakta tentang fenomena sosialekonomi di Kabupaten Indramayu sejak tahun 1970-2007;
ketiga adalah interpretasi yang merupakan tahapan
menafsirkan sederet fakta yang telah diperoleh dengan
menggunakan pendekatan interdisipliner, selanjutnya adalah
historiografi yang merupakan tahapan terakhir yakni proses
rekonstruksi kembali peristiwa penting terkait kehidupan
sosial-ekonomi penduduk di Kabupaten Indramayu.
Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Indramayu150
Kabupaten Indramayu secara geografis terletak antara
10751'-10836' Bujur Timur dan 615' - 640' Lintang Selatan
dengan luas wilayah 2.040,11 Km2. Wilayah Kabupaten
Indramayu di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa,
sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Kabupaten
Cirebon, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Subang
sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten
Majalengka, Sumedang, dan Cirebon.
Letak Kabupaten Indramayu yang membentang
sepanjang pesisir pantai utara P. Jawa membuat suhu udara di
Kabupaten ini cukup tinggi yaitu berkisar antara 18° Celcius-28°
Celcius. Sementara rata-rata hujan yang terjadi di Kabupaten
Indramayu adalah 1.061,25 mm/tahun. Adapun curah hujan
tertinggi terjadi di Kecamatan Indramayu kurang lebih sebesar
1.552 mm dengan jumlah hari hujan tercatat 59 hari, sedang
curah hujan terendah terjadi di Kecamatan Cikedung kurang
lebih sebesar 616 mm dengan jumlah hari hujan tercatat 54 hari
(BPS, 2003 : 1).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS),
Kabupaten Indramayu memiliki luas wilayah yang tercatat
seluas 204.011 Ha yang terdiri atas 115.029 Ha tanah sawah
(56,38%) dengan irigasi teknis sebesar 65.743 Ha, 19.229 Ha
setengah teknis 2.769 Ha irigasi sederhana PU dan 2.563 Ha
irigasi non PU sedang 23.258 Ha di antaranya adalah sawah
tadah hujan. Adapun luas tanah kering Kabupaten Indramayu
tercatat seluas 88.982 Ha atau sebesar 43,62% merupakan
tanah kering.151
Kabupaten Indramayu terdiri atas 31 kecamatan, yang
dibagi lagi atas sejumlah 313 desa dan kelurahan. Pusat
pemerintahannya terletak di Kecamatan Indramayu, yang
berada di pesisir Laut Jawa. Kabupaten Indramayu saat ini
memiliki desa sebanyak 302 desa dan 11 kelurahan.
Desa/Kelurahan tersebut tersebar di 31 kecamatan, di mana
pada tahun 2005 telah terjadi pemekaran wilayah yang
menghasilkan 3 kecamatan baru, yaitu Kecamatan Tukdana,
Pasekan dan Patrol.
Seperti kabupaten lainnya di Jawa Barat, Kabupaten
Indramayu merupakan daerah yang cukup subur. Dari wilayah
seluas 204.011 hektar, 41,90 persen merupakan tanah sawah.
Sebagai lumbung beras di Jawa Barat, enam tahun terakhir
(2001), Indramayu masih nomor satu dalam produksi padi seProvinsi Jawa Barat. Produksi padi selama kurun waktu tersebut
mencapai lebih dari satu juta ton per tahun. Produksi gabah
dapat mencapai 1,2 juta ton per tahun. Dari jumlah itu yang
dikonsumsi sendiri di Indramayu sekitar 400.000 ton, sisanya
800.000 ton dipasarkan ke luar daerah atau sektor pertanian
menyumbang 16,02 persen dari total Produk Dometik Regional
Bruto Kabupaten Indramayu, penyumbang kedua terbesar
setelah Sektor Industri (Migas). Selain itu data penduduk
Indramayu berdasarkan sektor usaha utama menunjukkan
52,71 persen penduduk yang berusia diatas 10 tahun bekerja di
sektor pertanian (BPS, SAKERNAS 2003).
Selain tanaman padi, bumi Indramayu kaya akan sumber
bahan tambang, yaitu minyak dan gas bumi (migas). Sejak
tahun 1970 migas mulai dieksploitasi oleh Pertamina melalui 152
penggalian sejumlah sumur. Dari ratusan sumur yang dibor,
daerah-daerah yang berhasil memproduksi adalah Jatibarang,
Cemara, Kandanghaur Barat dan Timur, Tugu Barat, dan Lepas
Pantai. Pada tahun 1980 Pertamina mendirikan terminal
Balongan untuk menyalurkan bahan bakar minyak (BBM).
Kilang yang dibangun tahun 1990 tersebut mulai beroperasi
pada tahun 1994. Dikelola oleh Pertamina Unit Pengolahan
(UP) VI Balongan. Produksi kilang BBM berkapasitas 125.000
BPSD (barrel per stream day) boleh dibilang seratus persen
disalurkan untuk DKI Jakarta. Sedangkan produksi gas atau
LPG yang dikelola Kilang LPG Mundu VI dengan kapasitas 37,3
MMSCFD (juta kaki kubik per hari) di Kecamatan Karangampel,
disalurkan untuk Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Dari sisi statistik, migas jelas-jelas dominan dalam
kegiatan ekonomi Indramayu, khususnya sektor pertambangan
dan penggalian. Tahun 1996 subsektor minyak dan gas
mencapai 53,82 persen, sementara empat tahun kemudian
55,16 persen. Di satu sisi migas memberi kontribusi bagi
kegiatan ekonomi kabupaten, tapi di sisi lain migas memicu
'pertarungan' antara Pertamina, Pemerintah Kabupaten
Indramayu dan pemerintah pusat.
Persoalan utamanya adalah jumlah dana bagian daerahsesuai UU No 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah-dianggap tidak adil oleh
pemerintah daerah (pemda). Selama ini kontribusi migas yang
diterima pemda hanyalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Untuk lima tahun terakhir realisasi penerimaan PBB di sektor
pertambangan terus meningkat, antara lain Rp 8,3 milyar (1996) 153
dan Rp 11,2 milyar (2001). Pertamina UP VI beralasan, karena
sebagian besar kegiatannya bersifat hilir-seperti pengolahan,
pengapalan dan pemasaran, serta niaga-maka kontribusinya
adalah pajak. Hal ini berbeda dengan unit lain yang kegiatannya
adalah eksplorasi dan eksploitasi. Walaupun begitu, di
Indramayu hingga kini terdapat 77 sumur minyak dan 40 sumur
gas yang dikategorikan menghasilkan. Seluruh sumur tersebut
berada dalam wilayah Aset I yang dikelola Pertamina Daerah
Operasi Hulu (DOH) Cirebon.
Dari beberapa keunggulan di atas, Kabupaten Indramayu
juga merupakan gudang tambak. Seperti di Kecamatan
Balongan, terhampar ratusan hektar tambak udang, tambak
bandeng, dan tambak garam . Potensi alam lainnya di
Indramayu adalah mangga. Itu sesuai dengan julukannya
sebagai Kota Mangga sehubungan di sana banyak tanaman
mangga. Mangga daerah ini dikenal manis. Selain itu sarang
burung walet juga merupakan kekuatan Indramayu. Sektor
komoditi lainnya yang menjadi unggulan adalah sebagai berikut.
Julukan populer bagi Kabupaten Indramayu adalah
sebagai Kota Mangga dan Lumbung Beras utama di Provinsi
Jawa Barat. Itulah cap yang masih populer bagi Indramayu. Kini
ada cap lain yang khas untuk kabupaten tersebut: tawuran,
miras, TKW, petasan, dan PSK. Perkelahian antarwarga desa di
beberapa kecamatan menjadi hal yang lumrah namun
memusingkan pihak keamanan dan masyarakat. Contohnya
adalah, biasa kalau di tengah jalan penumpang 'Elp' -angkutan
umum antarkecamatan dan kabupaten- tiba-tiba dioper paksa
ke kendaraan lain dengan alasan untuk menghindari 'demo' 154
alias tawuran. Baru-baru ini muncul juga korban miras yang
banyak memakan jiwa, terutama para pemuda Indramayu.
Kehidupan Sosial-Ekonomi di Kabupaten Indramayu
Kecamatan Indramayu
Keberadaan industri petasan di Kecamatan Indramayu
dan khususnya di Desa Teluk Agung dapat dikatakan tetap
bertahan, meskipun mengalami pasang-surut yang berkaitan
erat dengan kebijakan politik. Industri ini telah lama
berkembang dan dijalankan secara turun-temurun dalam
lingkungan keluarga masing-masing. Oleh sebab itu dapat
dikatakan bahwa kehidupan sosial-ekonomi penduduk
setempat tidak pernah lepas dari usaha ini, meskipun
berbagai tantangan terus saja mengiringi. Hal ini
menunjukkan jika kegiatan ekonomi berupa industri petasan
secara langsung telah memberikan kesempatan dan menjadi
salah satu alternatif bagi mereka mendapatkan penghasilan
tambahan di bulan-bulan tertentu (menjelang puasa/ lebaran
dan natal/ tahun baru).
Seperti sudah disinggung sebelumnya meskipun ada
larangan dari pemerintah yang mengatur tentang pembuatan
bahan peledak yang merupakan bahan utama membuat
petasan, tetap terus berlangsung meski secara sembunyi
diproduksi. Permintaan pasar yang masih cukup banyak
ditambah industri ini mampu menyerap tenaga kerja
setempat, tampaknya menjadi alasan kuat mengapa mereka
terus mempertahankannya atau menggantungkan kehidupan
keluarganya pada industri tersebut.. Secara langsung 155
memberikan konstribusi dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakat pendukungnya seperti
pengusaha maupun pekerjanya. Sebagai contohnya,
seorang pengusaha besar rata-rata memperoleh keuntungan
antara Rp. 3.500,000,- sampai Rp. 4.300.000,-/ bulan
dengan modal sekitar Rp. 7.500.000,- sampai Rp.
10.000.000,- ;untuk kelompok pengusaha menengah
keuntungan berkisar Rp. 2.300.000,- sampai Rp. 3.500.000,-/
bulan, sedangkan industri skala kecil memperolah Rp.
750.000,- sampai 2.300.000,-/ bulan dari modal yang harus
dikeluarkan yakni sekitar Rp 1.000.000, sampai Rp.
5.000.000,- (Hasil wawancara dengan Supandi 7 November
2009).
Tidak hanya para pengusaha saja yang menikmati
pendapatan dari industri petasan, tetapi juga pekerjanya yang
dapat dilihat dari upah yang diterima. Perbedaan tingkat upah
yang diterima pekerja tergantung dari jenis pekerjaan yang
ditekuni. Mencampur bahan peledak dan mengisi bahan
peledak ke dalam selongsong/ congkong mendapatkan Rp.
150.000,-/ bulan., dan ini merupakan pendapatan tertinggi
diantara yang lainnya di tahun 1985 yang mengalami
kenaikan hampir dua kalipat di awal tahun 2000-an (Hasil
wawancara dengan Slamet, tgl 18 November 2009).
Dari kegiatan ini pula hampir 350 keluarga/ rumah
tangga di kecamatan Indramayu, yang artinya ada sekitar
1.400 orang terserap sebagai pengrajin petasan (pengusaha
maupun para pekerja) di tahun 1980-an. Keadaan ini
bertambah atau meningkat di tahun 2000-an menjadi 450 156
kepala keluarga yang juga berarti menyerap lebih banyak
tenaga kerja. Bisa dihitung beberapa bulan dalam satu tahun
mereka mendapat kesempatan „menikmati‟ hasil yang relatif
lebih besar di luar sektor pertanian. Dengan berbagai alasan,
keberadaan industri petasan ikut memberikan kontribusi riil
atas kesejahteraan ekonomi penduduk sekitar dan secara
tidak langsung ikut melestarikan ketrampilan maupun
kepandaian meramu bahan peledak. Apa lagi sejak anakanaak mereka sudah terbiasa melihat proses ketrampilan
lewat orang tua masing-masing/ rumah tangga lain
dilingkungannya. Kecintan membuat petasan secara turun
temurun telah diperkenalkan sejak mereka usia dini, sehingga
tidak mengherankan bila anak-anak juga menjadi bagian dari
cara memproduksi petasan meskipun masih terbatas yakni
memberi krim petasan pada selongsong di waktu
senggangnya. Berapapun hasilnya ini telah membantu
ekonomi keluarga, dan yang terpenting bahwa ketrampilan
membuat petasan telah mereka ajarkan kepada generasi
muda setempat. Inilah modal penting yang tidak dapat
diperoleh disekolah formal, mereka langsung melihat,
mengamati, dan mempraktekkan sendiri dalam jangka waktu
lama.dibawah pengawasan keluarganya.

Kecamatan Losarang
Salah satu sentra produksi garam rakyat di Jawa Barat
adalah Kecamatan Losarang - Indramayu, yang terlihat sibuk
di musim kemarau antara setiap pertengahan bulan JuniOktober. Pada musin kemarau para petani garam, kami sebut 157
seperti itu mudah memproduksinya, karena mereka betulbetul mengandalkan pada faktor cuaca selain tentunya lahan
di dekat pantai dimana air laut sebagai bahan utamanya
berada. Umumnya petani garam di Losarang Indramayu
termasuk dalam petani yang menyewa tanah/ lahan
penggaraman atau yang menggarap tambak milik orang lain
melalui sistem maro. Berturut-turut adalah petani garam yng
hanya bermodalkan tenaga alias buruh dan terakhir adalah
petani garam yang mengolah tanahnya sendiri.
Setiap satu lahan garapan dengan luas 1 ha,
produksinya berkisar antara 3-4 ton, dan selama musim
kemarau mereka dapat panen hingga 3 kali. Bila dihitung
berarti satu kali musim kemarau dihasilkan sekitar 9-12 ton
garam untuk lahan penggaraman seluas 1 ha. Berdasarkan
data, lahan di Kecamatan Losarang dapat mencapai sekitar
30.000 ton/ tahun (http://www.pelita.or.id/baca.php).
Produksi yang melimpah ternyata tidak sebanding dengan
jumlah keuntungan yang diperoleh petani garam. Ketika hasil
berlimpah tepatnya saat panen raya, para pedagang yang
disebut pengumpul berusaha membeli dengan harga murah,
tidak langsung dijual ke konsumen tetapi ditimbun/ disimpan
dahulu. Baru dilempar kepasaran pada saat harga tinggi,
sehinga keuntungannya pasti berlipat dari harga belinya
dahulu. Sebagai contoh, pada tahun 1979 dimana harga
garam dari petani sekitar Rp. 7,-/ kg, dijual kemudian di
Jakarta seharga Rp. 25,-/ kg, petani hanya mendapatkan Rp.
84.000/ ton/ ha/tahun sedangkan pedagang pengumpul
memperoleh Rp. 300.000,-. Sebagai perbandingannya di 158
tahun 2007 harga garam naik menjadi Rp. 350,-/ kg, yang
menurun ketika panen raya diangka Rp. 220,- -Rp. 240,-/ kg.
Dari tahun ketahun memang ada peningkatan harga jual
garam setiap kilogramnya, tetapi tetap saja tiak dapat
dinikmati petani karna tuntutan hidup juga meningkat, dimana
harga-harga kebuuhan pokok juga secara otomatis naik.
Tampaknya naiknya harga jual bukan berarti bahwa petani
akan mendapatkan keuntungan lebih besar. Kehidupannya
tetap tidak beranjak, masih belum ada perubahan kualitas
hidup meski cara kerja mereka tidak pernah berubah menjadi
ringan, tetap harus bekerja keras dari tahun ketahun.
Betapa jauh perolehan petani dibandingkan pedagang
yang nota benenya tidak mengeluarkan tenaga guna
mengolah air penggaraman selama 3-4 bulan, diwaktu
kemarau. Jatuhnya harga garam selalu terjadi setiap
memasuki masa panen raya, sementara petani harus
berhadapan dengan kekuatan ekonomi pemilik modal,
sehingga tidak punya daya tawar. Disamping itu mereka tidak
punya prasarana menyimpan garam, kebutuhan hidup harus
segera dipenuhi, sedangkan mereka tidak punya pekerjaan
lain kecuali mengolah garam. Dari keadaan ini
memperlihatkan bahwa posisi petani garam rentan tehadap
permainan harga, apalagi tidak ada harga pembelian
pemerintah (HPP), sehingga pedagang yang „berkuasa‟
menentukan harga dasar garam ditiap sentra garam. Dengan
posisi tawar yang rendah para petani sulit menolak ketentuan
harga yang ditentukan pedagang, bila mereka mencoba
mempertaankan harga secara wajar sering berakibat garam 159
sulit dijual. Akibat selanjutnya terjadi penumpukan, sementara
mereka tidak mempunyai gudang penampungan, sehingga
tidak mengherankan jika garam yang telah dipanen berjajar
dipinggir jalan karena tidak laku.
Pada umumnya setiap ha dikerjakan oleh 4-6 orang,
berarti di wilayah penelitian, tepatnya Desa Santing dan
Muntur kecamatan Losarang yang memiliki luas
penggaraman 250 ha, melibatkan sekitar 1.000 – 6.000 orang
tenaga kerja, sedangkan untuk Kecamatan Losarang bahkan
mencapai kurang lebih 1.000 ha yang berarti mampu
menampung/ memberi kesempatan kerja sekitar 4.000-6.000
orang. Suatu jumlah yang cukup besar disaat mereka tidak
bekerja di lahan persawahan (padi), yang artinya dapat
menghidupi keluarga pada waktu kesulitan melanda wilayah
ini. Potensi ini harus menjadi pehatian semua fihak, bahwa
ada perjuangan tanpa lelah dari sebagian penduduk
golongan bawah di Losarang Indramayu yang berjuang
mendapatkan penghasilan secara mandiri. Pendapatan
utama di musim kemarau, bukan sebagai tambahan bagi
para buruh dan mereka yang mengolah sendiri lahannya
sedangkan bagi mereka yang hanya menyewakan mungkin
merupakan pendapatan tambahan atau sampingan.

Kecamatan Kroya
Keterlibatan wanita kroya dalam meningkatkan
perekonomian keluarga dengan jalan bekerja keluar negeri 160
bukanlah hal baru. Kondisi tersebut tidak terlepas dari factor
ekonomi dan social-budaya yang berkembang di wilayah ini.
Kewajiban mencari nafkah secara kultur memang ada pada
pundak kaum laki-laki, namun ketika dianggap tidak
mencukupi telah mendorong wanita kroya untuk bekerja.
Muncul pertanyaan kenapa harus ke luar negeri, yang
tentunya meninggalkan keluarganya seperti anak, suami
serta orang tuanya.
Kesempatan yang ada pada pada awalnya mencari
pekerjaan dengan penghasilan yang dianggap besar awaktu
itu yakni menjadi tenaga kerja wanita diluar negeri. Apa lagi
yang diperlukan adalah mereka yang mau bekerja sebagai
pembantu rumah tangga, pekerja di reatoran sebagai tukang
cuci dan pekerjaan lain yang tidak menuntut kualifikasi
pendidikan tertentu ataupun keahlian khusus. Sebagian besar
lowongan yang ada memang erat dengan pekerjaan wanita
sehari-hari. Inilah tampaknya yang menjadi daya tarik,
sehingga tanpa fikir panjang umumnya mereka siap untuk
berangkat. Bukan lagi menjadi hal yang dilarang atau
menjadi perbincangan diantara tetangganya jika salah satu
anggota keluarganya. Apa lagi mereka memberikan
konstribusi secara ekonomi melalui kiraman uang yang dapat
mencapai juta rupiah bagi keluarganya, berarti ada uang
berkisar ratusan juta yang beredar di desanya. Andai
dimanfaatkan secara bijak kemungkinan aka nada perubahan
yang lebih baik, selanjutnya pengiriman TKW tidak perlu lagi.
Bagi masyarakat Kroya wanita ibarat harta berharga,
lebih mengutamakan anak perempuan dikarenakan dapat 161
secara cepat menghasilkan uang dengan cepat karena ketika
dewasa akan memberangkatkan anaknya menjadi TKW.
Bekerja di luar negeri telah menjadi suatu alternatif menarik
bagi sebagian orang, di Indramayu dan khususnya dari
Kroya. Terdorong oleh kebutuhan hidup dan impian
mendapatkan penghasilan yang layak maka banyak orang
yang mencoba peruntungannya menjadi TKW. Hal ini dapat
dilihat dari kecenderungan terjadinya peningkatan jumlah
tenaga kerja Indonesia, dimana jumlah wanita lebih banyak
dibandingkan laki-laki. Tidak adanya data yang rinci tentang
jumlah TKW yang diberangkatkan dari wilayah ini,
diperkirakan di tahun 2006 mendekati seribu orang. Pada
kenyataannya jumlah mereka di Kabupaten Indramayu telah
mencapai lebih dari 45.000 orang. Hal ini disebabkan banyak
yang pergi tanpa terdaftar di Dinas Sosial Tenaga Kerja
setempat atau dengan kata lain statusnya illegal. Upaya yang
dilakukan pemerintah untuk mengontrol tenaga kerja illegal
diantaranya dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dengan cara menyebarkan leaflet dan brosur
yang berisi himbauan agar mereka mempersiapkan semua
persyaratan administratif juka hendak bekerja ke luar negeri.
Selain itu harus melibatkan aparat desa dan ketua RT/RW
yang ada dimasing-masing desa, agar mendapatkan data
secara riil berapa jumlah yang berangkat dan alamat
keluarganya dengan jelas. 162
Kecamatan Balonangan:
Sejak didirikannya industri minyak dan gas alam,
tepatnya Pertamina UP VI Balongan secara langsung telah
memberikan dampak terjadinya perubahan di wilayah ini.
Perubahan tersebut menyangkut tidak saja perubahan
lingkungan tetapi juga perubahan social. Adanya kegiatan
pertamina UP VI telah menggeser kepemilikan tanah
disekitarnya, yang mau tidak mau harus bersedia
menjualnya. Dari hasil ganti rugi/ ganti untung tersebut,
sebagian ada yang membeli kembali tanah dan rumah di
desa lain, tetapi ada yang terpaksa hidup lebih tidak pasti
ketika hasil ganti rugi tanah tidak mencukupi. Seperti
dipahami bahwa sebagian besar penduduk Balongan
bermatapencaharian sebagai petani, berarti bahwa tanah/
sawah menjadi aset penting di sini.
Untungnya pihak pertamina Balongan dalam beberapa
hal memberikan kesempatan atau peluang kerja dengan
mengikutsertakan penduduk setempat dalam proyekproyeknya, disamping juga memberi fasilitas sosial, seperti
memberi beasiswa kepada anak-anak Balongan yang
berprestasi dari tingkat SD sampai SMA, bahkan untuk
beberapa kasus sampai keperguruan tinggi. Selain hal
tersebut setiap bulan ada kegiatan pemeriksaan kesehatan
gratis khususnya di desa Kesambi dan Balongan serta
bantuan bahan pokok dan bantuan susu untuk para balita
setempat. 163
Khusus untuk para petani yang tidak memiliki lahan
dan ini merupakan jumlah terbesar di Balongan, Pertamina
menjediakan lahan penyanggah berupa sawah dan kebun
untuk dimanfaatkan yang diatur oleh masing-masing kepala
desa dibawah pengawasan pihak kecamatan. Sayangnya
akses mereka untuk menjadi pegawai tetap di pertamina tidak
begitu terjadi secara otomatis karena ada seleksi. Dalam
kegiatan industri teknologi tinggi diperlukan tenaga kerja yang
memiliki kualifikasi tertentu, oleh sebab itu sebagian besar
dari mereka baru dapat kesempatan menjadi pegawai
“rendah”. Dibutuhkan waktu yang relative lama ntuk
mendapatkan sumber daya manusia dari wilayah ini yang
siap ditempatkan di pertamina. Lewat pendidikan bukanlah
suatu hal yang mustahil, tentu saja harus ada perhatian dan
campurtangan dari Pemda dan Pertamina sendiri, yang
diharapkan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya/
pendidikan bagi generasi mudanya. Berikutnya akan
diperoleh sumber daya manusia yang tangguh dan siap untuk
menghadapi tantangan bagi kelangsungan pembangunan di
wilayahnya.
Kesimpulan
Masalah kerja keras tidak perlu lagi dipertanyakan
untuk melihat fenomena di keempat wilayah kajian di
Kabupaten Indramayu yang menitik beratkan pada dinamika
yang terjadi di industri petasan, garam rakyat, tenaga kerja
wanita dan petani Balongan. Berbagai kendala, tantangan,
kesempatan dan perubahan yang terjadi mereka coba sikapi 164
dengan cara pandang mereka, meski sering bersinggungan
dengan aturan ataupun fihak lain bahkan kultur yang ada.
Semua itu tampaknya bermuara pada apa yang namanya
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Campur tangan dari pihak pemerintah perlu lebih
intensif baik memberikan kenudahan, fasilitas, aturan
pelayanan sehingga masyarakat bisa bekerja lebih nyaman,
berkarya lebih baik dan terlindungi haknya Jika dilihat
potensi geografis menyangkut keragaman sumber alam
setempat, Indramayu bukan termasuk daerah miskin, begitu
pula dengan orang/ penduduk yang tinggal di wilayah ini mau
bekerja keras. Tetapi hingga awal abad 21 memang belum
ada peubahan yang berarti dalam mencapai taraf kehidupan
yang lebih baik, merebaknya pengumpul/ tengkulak, calo
tenaga kerja, dan kesadaran terbatas akan pendidikan perlu
digarisbawahi untuk lebih diperhatikan oleh pemerintah
setempat.
ASPEK SOSIAL-BUDAYA PADA KEHIDUPAN EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN TRADISIONAL
Boeke mungkin bukan orang pertama yang secara utuh mengadakan kajian tentang dimensi sosial-budaya dalam aktivitas perekonomian masyarakat desa tradisional—ia menyebut sebagai “masyarakat prakapitalis”—namun, Boekelah—setidak-tidaknya bagi penulis— yang menyadarkan kepada kita bahwa betapa dalam berbagai kajian tentang ekonomi, kedudukan, peran dan arti desa tradisional hampir-hampir terabaikan, dan senantiasa ditempatkan sebagai “obyek”, bukan sebagai “subyek”. Di sisi lain, walaupun dalam tahun-tahun yang lampau, studi-studi sosiologis dan antropologis telah banyak mencurahkan perhatian pada kehidupan sosial-ekonomi masyarakat nusantara, namun hanya sedikit sekali yang memfokuskan kajiannya pada pola-pola dan praktik-praktik ekonomi yang dikelola dan dipimpin oleh “penduduk pribumi” dengan bentuk-bentuk relasi dan jaringan ekonomi yang bersifat “internal”. Pada umumnya, tekanan kajian mereka banyak diletakkan pada peranan orang-orang Eropa daripada pendudukpribumi sendiri, sebagaimana studi yang pernah dilakukan oleh Geertz (1963), dan Burger (1980).

Dalam konteks ini, kita perlu memberikan penghargaan yang tinggi terhadap karya-karya klasik dari Van Leur (1967) dan Schrieke (1955-1957), karena kedua orang inilah yang mempelopori kajian-kajian sosial-ekonomi dengan mencoba menempat- kan arti penting orang-orang Asia (Indonesia) dalam aktivitas dan jaringan ekonomi (perdagangan) dunia. Hanya sayangnya, studi-studi tersebut dilakukan pada masa-masa pra-kolonial dan kolonial. Studi-studi terpenting mengenai relasi dan jaringan ekonomi (perdagangan) “setempat dan regional” pada dasarnya telah dimulai oleh Dewey dalam karyanya “Peasant Marketing in Java” (1962) dan Geertz melalui karyanya “Peddlers and Princes” (1963). Kedua karya ilmiah tersebut mencoba menghubungkan aktivitas-aktivitas para pedagang dan para wiraswastawan dengan keadaan ekonomi umum di dalam sebuah masyarakat yang sedang berubah dan secara luas menguraikan keterkaitannya dengan konteks sosial-budaya dari peristiwa ekonomi yang bersangkutan.


Sangat kurangnya studi-studi tentang aspek-aspek sosial-budaya dalam aktivitas perekonomian dalam masyarakat desa tradisional ini pun terjadi pada masyarakat Madura, terutama di kalangan masyarakat desa tradisional di daerah-daerah pesisir.

Dari kepustakaan yang ada, penelitian-penelitian ke-Madura-an masih banyak difokuskan pada kehidupan masyarakat “petani tradisional” (traditional peasant society), seperti yang telah dilakukan oleh Kuntowijoyo (1980); Leunissen (1982; 1989), Touwen-Bouwsma (1989a), Smith (1989) dengan fokus tentang kehidupan sosial-ekonomi. Sementara studi de Jonge (1977), Bouvier (1987) memfokuskan diri pada studi tentang kehidupan sosial-budayanya, atau, sejumlah studi lain dari Kuntowijoyo (1980; 1993); Touwen-Bouwsma (1989b); de Jonge (1989b) terhadap aspek sosial-politik dalam kehidupan masyarakat Madura; serta yang berkaitan dengan kehidupan keagamaan (Islam), baik yang dilakukan oleh de Jonge (1989a), Kuntowijoyo (1989) dan Akhmad Khusyairi (1989). Sementara itu, penelitian-penelitian pada latar kehidupan masyarakat pesisiran relatif sedikit, itu pun tidak sepenuhnya berkenaan dengan aktivitas para nelayan di bidang perikanan laut, padahal, walaupun pertanian dan peternakan merupakan mata-pencaharian utama bagi sebagian terbesar penduduk Madura, namun perikanan laut selain memiliki arti penting dalam pembangunan ekonomi masyarakat setempat, juga dijadikan semacam “komplementer” akibat kondisi tanah yang keras berbatu, dan tandus di daerah Madura. Hal ini diperkuat oleh studi de Jonge (1989c), yang menyatakan bahwa secara statistikal aktivitas perekonomian masyarakat Madura di sektor perikanan laut merupakan sektor ekonomi terpenting kedua setelah sektor pertanian. Dari keseluruhan jumlah penduduk Madura, terdapat sekitar 8% yang bermatapencaharian pokok sebagai nelayan. Jumlah tersebut akan lebih besar bila ditambah dengan jumlah yang hampir sama dari mereka yang menjadikan nelayan sebagai mata-pencaharian sambilan. Suatu jumlah, yang diperkirakan hampir seperempat dari seluruh nelayan yang ada di Jawa dan Madura. Peneliti lain, seperti Munir (1985) dan Djojomartono (1985) memfokuskan diri pada studi tentang ritus kematian dan adat sekitar kelahiran pada masyarakat nelayan Madura.

Studi de Jonge, Munir dan Djojomartono tersebut, telah memberikan gambaran— walaupun tidak utuh—tentang berbagai aktivitas sosial, budaya, dan ekonomi dalam latar kehidupan masyarakat pesisiran Madura. Studi de Jong tersebut telah menunjukkan, meskipun tidak seluruhnya, betapa aktivitas perekonomian masyarakat (tradisional ataupun modern) dapat dihubungkan dengan alasan-alasan sosiologis dan kultural, di samping faktor-faktor ekonomi sendiri. Hal itu juga telah ditunjukkan oleh sejumlah studi lain dari Geertz (1956; 1963), Geertz (1981), McVey (1963), Wertheim (1959), Koentjaraningrat (1969; 1985), serta Castles (1982), tentang berbagai aktivitas ekonomi masyarakat.


Atas dasar ini, penulis melakukan penelitian lapangan yang difokuskan pada kajian tentang “konteks dan aspek-aspek sosial dan budaya di dalam suatu peristiwa/aktivitas perekonomian masyarakat nelayan tradisional”. Penelitian dilakukan di sebuah desa nelayan tradisional “Bandaran” yang terletak di daerah pesisir utara selat Madura, sekitar 20 Km sebelah barat daya kota Pamekasan. Penelitian dilakukan selama satu bulan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Pola Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
Posted on 13/06/2011
Sebelum membacanya, mendingan donlot aja filenya dulu. Biar nggak repot-repot. Klik di SINI.

Indonesia adalah salah satu bangsa yang terdapat di Asia. Kehidupan di Indonesia memiliki potensi alam dan kebudayaan yang sangat tinggi, sehingga Indonesia tidak hanya dikenal dalam hal budaya dan potensi alam saja melainkan juga dalam hal pola kehidupan semua masyarakatnya.

Masyarakat Indonesia hampir menempati seluruh kepulauan yang ada di Indonesia yang menjadi satu kesatuan. Oleh karena pengaruh emigrasi, ada juga masyarakat Indonesia yang menetap di wilayah luar Indonesia. Selain itu, diimbangi pula dengan keadaan perhubungan yang sangat baik dan lancar, baik darat, laut, maupun udara.

Bangsa Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra, dimana wilayah tersebut dapat dikatakan sebagai tempat yang sangat strategis. Hal ini jugalah yang menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis. Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang memiliki beribu-ribu kepulauan. Indonesia memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar disekitar khatulistiwa. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU – 11°08′LS dan dari 97°’ – 141°45′BT. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Apabila perairan antara pulau-pulau itu digabungkan, maka luas Indonesia menjadi 1,9 juta mil². Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana setengah populasi Indonesia hidup.



Budaya Indonesia

Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum bentuknya Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.

Walaupun kebudayaan Indonesia beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India, dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, yaitu Kutai sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.

Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal dan menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia seperti kebudayaan Jawa dan Betawi.



Sistem Kepercayaan / Religi

Di Indonesia terdiri dari lima agama besar, yaitu: Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha. Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan di dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya. Di tahun 1998, kira-kira 88% dari 222 juta penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 5% Protestan, 3% Katholik, 2% Hindu, 1% Buddha, dan 1% kepercayaan lainnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penganut agama Islam di Indonesia lebih mendominasi daripada keempat agama yang lain.

Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Pemerintah secara resmi hanya mengakui lima agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha.

Dengan banyaknya agama atau aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Bukan berarti bahwa selalu terjadi penekanan terhadap agama lain. Namun hal ini mulai berkurang semenjak demokrasi di Indonesia mulai ditegakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting di dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia. Tapi, satu hal yang sangat menonjol yaitu bahwa kebebasan sangat dijunjung tinggi dalam hal ini. Semuanya hidup secara damai. Inilah yang membuat bangsa Indonesia terkenal dengan keanekaragamannya.



Ekonomi Dan Mata Pencaharian


Tidak dapat dipastikan secara keseluruhan apakah Indonesia mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis secara keseluruhan atau tidak pada masa orde lama. Namun, berdasarkan beberapa pasal yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan dalam beberapa pasal dalam Undang-Undang dapat disimpulkan bahwa Indonesia menggunakan sistem perpajakan dengan nilai pajak yang cukup tinggi, dan pemerintah masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak dan yang mungkin mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi negara. Ini menandakan bahwa Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan prinsip-prinsip dari dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila.

Berdasarkan beberapa sumber, Indonesia pernah menggunakan sistem ekonomi uang dan sewa tanah serta perpajakan, dimulai sejak kedatangan Inggris ke Indonesia pada awal abad ke-19 dengan Raffles sebagai gubernur jenderalnya. Oleh itu, Indonesia hanya perlu mengadaptasi dan memperbaiki sistem yang sudah ada.

Sistem ekonomi Indonesia juga didukung dengan diluncurkannya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) yang menjadi mata uang pertama Republik Indonesia, selanjutnya berganti menjadi Rupiah.

Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir tahun 1990-an akibat krisis ekonomi yang melanda sebagian besar Asia pada saat itu. Ekonominya kini telah lumayan stabil saat ini. Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa, termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mula menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan karet.

Rekan perdagangan terbesar Indonesia yaitu Jepang, Amerika Serikat dan negara-negara jirannya yaitu Malaysia, Singapura dan Australia.

Meski kaya akan sumber daya alam dan manusia, Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang kemiskinan yang sebagian besar disebabkan oleh korupsi yang merajalela dalam pemerintahan.

Berbicara mengenai mata pencaharian, umumnya mata pencaharian masyarakat Indonesia saat ini bergelut di bidang kesenian, hukum, kedokteran, militer, dagang, pariwisata, pasar modal, dan lain-lain. Tetapi dengan banyaknya mata pencaharian tersebut bukan berarti bahwa bangsa Indonesia telah terlepas dari pengangguran dan kemiskinan. Masih banyak masyarakt Indonesia yang berada di dalam lingkaran pengangguran dan di bawah garis kemiskinan.



Bahasa Dan Kesenian

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36 dan tersirat dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Bahasa ini diresmikan pada tahun 1945, tepat pada masa kemerdekaan bangsa Indonesia. Meski demikian, tidak banyak dari penduduk Indonesia yang menggunakannya sebagai bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari karena masyarakat lebih suka menggunakan bahasa daerahnya. Bahasa Indonesia sendiri adalah sebuah dialek bahasa Melayu yang menjadi bahasa resmi Republik Indonesia tapi telah mengalami banyak perubahan dan penyempurnaan.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Secara sosiologis, bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia baru diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya. Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa yang digunakan sebagai penghantar pendidikan di perguruan-perguruan di Indonesia.

Sementara itu, jenis kesenian di Indonesia dapat dikategorikan dalam beberapa klasifikasi seperti: seni tari, seni music, seni bela diri, seni busana, dan banyak lagi. Kebanyakan kesenian tersebut dipengaruhi oleh beberapa kebudayaan. Tari Jawa dan Bali yang terkenal berisi aspek-aspek kebudayaan dan mitologi Hindu. Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan batik. Seni bela diri yang unik juga berasal dari wilayah Indonesia. Seni bela diri ini kadang-kadang ditampilkan pada acara-acara pertunjukkan yang biasanya diikuti dengan musik tradisional Indonesia berupa gamelan dan seni musik tradisional lainnya sesuai dengan daerah asalnya. Dan juga seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang dari Sabang hingga Merauke salah satu contohnya adalah music dangdut.
KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA BANGSA INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN 1945 – 1950
Filed under: Tugas — 9 Komentar November 28, 2008
1. Bidang Ekonomi
Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, keadaan perekonomian Indonesia mengalami kondisi yang cukup terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah tidak sanggup mengontrol mata uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang Jepang dan mata uang Belanda, keadaan kas Negara dan bea cukai dalam keadaan nihil, begitu juga dengan pajak.
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemerintah Indonesia menetapkan tiga mata uang sekaligus yaitu mata uang de javasche Bank , mata uang Hindia Belanda dan mata uang pemerintahan Jepang. Pemerintah Indonesia juga mengambil tindakan lain yaitu menasionalisasikan de javasche bank, KLM, KPM, dan perkebunan – perkebunan asing milik swasta asing, serta mencari pinjaman dana dari luar negeri seperti Amerika, tetapi semua itu tidak memberikan hasil yang berarti dikarenakan adanya blokade ekonomi oleh Belanda dengan menutup akses ekspor impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar 200.000.000,00.
Banyak peristiwa yang mengakibatkan defisitnya keuangan negara salah satunya adalah perang yang dilancarkan sekutu dan NICA. Usaha- usaha lain yang dilakukan oleh pemerintah RI untuk mengatasi masalah ekonomi adalah menyelenggarakan konferensi ekonomi pada bulan februari tahun 1946. Agenda utamanya adalah usaha peningkatan produksi pangan dan cara pendistribusiannya, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan milik swasta asing.
2. Bidang Politik
Kondisi dunia politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, banyak sekali mengalami perubahan dan pembaharuan di segala aspek. Sebagian besar melakukan pembenahan di dalam tubuh pemerintahan yang mana sebelumnya dipimpin oleh bangsa jepang yang menduduki bangsa Indonesia setelah Belanda. Pertama-tama melakukan rapat PPKI yang dilaksanakan pada tanggal 18 agustus 1945. Agenda pertama adalah menunjuk presiden dan wakil presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu UUD Negara. Kemudian rapat terus berlanjut dengan agenda –agenda yang lebih luas yaitu pembentukan alat-alat perlengkapan negara seperti Komite Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian wilayah RI atas 8 Propinsi beserta pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia, pembentukan BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya hambatan dan kurangnya pengalaman dalam perjalanan pembangunan yang akan dihadapi, maka jalannya pemerintahan menjadi tersendat dan tidak seluruhnya sesuai rencana dan cita-cita yang telah di canangkan.
3. Bidang sosial dan budaya
Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan di proklamirkan, didalam kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagi kelas-kelas masyarakat. Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum kemerdekaan di dominasi oleh warga eropa dan jepang, sehingga warga pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari bangsawan atau penguasa.
Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi bangsa Indonesia dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala bidang.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang telah dicanangkan sejak awal adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan adanya landasan itulah yang menjadikan misi utama yaitu menitik beratkan pembangunan awal dibidang pendidikan yang mana telah di pelopori oleh Ki Hajar Dewantara yang mana di cetuskan menjadi Bapak pendidikan yang juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada masa pasca kemerdekaan 1945.
KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA
Dapatkah kamu hidup sendiri? Tentu saja tidak. Kamu membutuhkan orang lain untuk bermain, bercerita, belajar bersama, atau untuk melakukan hal-hal menarik lainnya. Dengan memiliki teman, kamu dapat terus berinteraksi dan bersosialisasi. Bagaimanakah proses interaksi dan sosialisasi itu berlangsung? Apa gunanya bagi perkembangan kepribadianmu? Kamu akan menemui jawabannya setelah kamu mempelajari pelajaran ini. Diharapkan setelah mempelajari materi ini, kamu akan mampu (1) mendeskripsikan interaksi sebagai proses sosial, (2) mendeskripsikan sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian, (3) mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial, dan (4) menguraikan proses interaksi sosial. Mempelajari materi ini akan membantu kamu dalam memahami kehidupan sosial manusia. Dengan demikian, kamu akan mampu mempersiapkan diri untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.


A. Interaksi sebagai Proses Sosial


Gambar 2.1 Interaksi sosial merupakan kunci dari kehidupan sosial Sumber: Dokumen Penulis
Salah satu ciri manusia adalah selalu hidup bersama manusia lainnya. Setiap orang sudah pasti selalu berhubungan atau bekerja sama dengan orang lain. Itulah sebabnya manusia disebut sebagai makhluk sosial. Salah satu ciri yang menandai bahwa manusia adalah makhluk sosial ialah manusia senantiasa melakukan interaksi sosial. Interaksi ialah tindakan atau aksi yang dibalas dengan reaksi. Interaksi tidak dapat dilakukan secara sendiri, tetapi harus ada orang atau kelompok lain sebagai mitra untuk berinteraksi. Contohnya, untuk berjabat tangan, kamu membutuhkan orang lain. Seorang guru membutuhkan siswa agar berlangsung proses belajar-mengajar di kelas. Satu regu bola basket membutuhkan regu lainnya untuk bertanding. Dari contoh tersebut, dapat dilihat bahwa interaksi berlangsung antara individu (seseorang) dan individu yang lain, antara individu dan kelompok (kelompok orang-orang), maupun antara kelompok dan kelompok. Jadi, interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis, baik yang menyangkut hubungan antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, maupun antara kelompok dan kelompok lain. Hubungan sosial itu terjadi melalui komunikasi dan kontak sosial. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial. Sebab, tanpa adanya interaksi, tidak akan ada kehidupan bersama. Lalu, apa kaitan antara interaksi sosial dan proses sosial? Inti kehidupan sosial adalah interaksi sosial. Tanpa interaksi sosial, tidak mungkin ada kehidupan sosial (masyarakat). Karena ada interaksi sosial, terbentuklah kehidupan bersama. Dari adanya kehidupan bersama itulah timbul proses sosial. Proses sosial adalah hubungan timbal-balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat melalui interaksi antarindividu masyarakat. Proses sosial merupakan cara-cara berhubungan dalam kehidupan masyarakat yang dapat dilihat apabila individu atau kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut.
Contoh:
Seorang siswa baru di kelasmu. Hari pertama masuk, dia mungkin akan berbicara (artinya dia melakukan interaksi) dengan teman di kiri-kanannya. Dari hari ke hari, dia akan berinteraksi dengan siswa lainnya, saling menyesuaikan diri dan memengaruhi. Karena kedua pihak saling memengaruhi, kamu akan tahu kelebihannya dan kelemahannya. Siswa baru itu pun akan mengenal keadaan di kelasmu. Dari seorang siswa baru, lama-kelamaan dia menjadi bagian tak terpisahkan dari anggota kelasmu. Dengan demikian, interaksi sosial berkaitan erat dengan terjadinya proses sosial. Interaksi sosial merupakan dasar dan bentuk umum dari suatu proses sosial. Tanpa
adanya interaksi sosial, tidak akan ada kehidupan bersama.
B. Sosialisasi sebagai Proses Pembentukan Kepribadian

Ketika siswa baru di kelasmu masuk di hari pertamanya, dia belum mengenal siapa pun di kelas itu. Untuk dapat diterima dengan baik oleh warga kelas itu, siswa baru tersebut harus bersosialisasi dengan seluruh warga kelas. Dia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kelasnya. Kegiatan siswa baru yang berkaitan dengan upaya penyesuaian diri dengan lingkungan kelas barunya itu merupakan suatu proses sosialisasi.
1. Agen-Agen Sosialisasi

Sosialisasi dapat terjadi dengan bantuan pihak lain. Pihak-pihak yang berfungsi sebagai pelaksana proses sosialisasi biasa disebut sebagai agen sosialisasi. Para agen sosialisasi ini memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Agen sosialisasi tersebut ialah keluarga, teman sebaya, sekolah, masyarakat, dan media massa. Masing-masing agen merupakan media dalam perkembangan kepribadian.
a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama seorang anak memulai proses pembentukan kepribadiannya. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dan utama dalam mengenalkan berbagai nilai dan norma kepada anak. Anak akan berinteraksi dengan ayah, ibu, dan saudara kandung. Di dalam keluarga, orang tua memiliki peranan penting dalam meletakkan dasar-dasar bersosialisasi berupa nilai dan norma. Nilai dan norma yang ditanam di dalam keluarga akan menjadi dasar bagi anak untuk bersosialisasi di luar lingkungan keluarga.
b. Teman Sebaya

Agen kedua dalam proses sosialisasi ialah teman sebaya. Teman sebaya merupakan kelompok di luar keluarga yang memiliki peran yang cukup penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Di lingkungan teman sebaya, anak akan menemukan berbagai kepribadian. Dia mungkin akan menemukan nilai-nilai yang berbeda dengan nilai-nilai yang diterima di dalam keluarganya. Dengan demikian, anak akan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan teman sebayanya. Dalam usaha menyesuaikan diri tersebut, dapat terjadi proses pengaruhmemengaruhi. Jika kamu bergaul dengan teman-teman yang suka membaca, kamu pun mungkin akan terpengaruh menjadi seorang yang suka membaca. Jika kamu senang beribadah, sedangkan teman sebayamu tidak, dia mungkin akan mengikuti kebiasaanmu beribadah.
c. Sekolah
Sekolah memiliki sejumlah tata tertib yang harus dipatuhi warga sekolah. Dengan demikian, anak harus menyesuaikan diri dengan tata tertib tersebut. Di sekolah, anak mempelajari beberapa hal baru yang belum dipelajarinya dalam keluarga ataupun teman sebaya. Sekolah memperkenalkan aturan baru yang diperlukan bagi para siswa untuk mulai belajar sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian, aturan-aturan yang telah dipelajari anak di rumah dilengkapi dengan aturan-aturan baru yang dipelajari di sekolah menjadi bekal bagi anak untuk dapat hidup di masyarakat. Jadi, sekolah merupakan agen sosialisasi penghubung antara lingkungan keluarga dan masyarakat. Guru merupakan agen sosialisasi di sekolah yang berperan penting terhadap pembentukan kepribadian seorang anak.
Anak belajar mandiri, contohnya sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab. Kerja sama dalam kelas hanya dibenarkan bila tidak melibatkan penipuan atau kecurangan. Anak belajar meraih prestasi. Sekolah menuntut siswa untuk berprestasi, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Kemampuan yang diperoleh serta keberhasilan maupun kegagalan yang dicapai menjadi dasar bagi penentuan peran di masa mendatang. Anak belajar mengenai universalisme. Setiap siswa mendapat perlakuan sama di sekolah. Seorang siswa mendapat perlakuan berbeda hanya bila didasarkan pada kelakuan siswa di sekolah-apakah ia berkemampuan, bersikap dan bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan sekolah. Anak belajar hal-hal yang spesifik. Kegiatan siswa serta penilaian terhadap kelakuan mereka dibatasi secara spesifik di sekolah. Ia dapat memperoleh nilai jelek dalam satu jam pelajaran, tetapi mungkin meraih prestasi dalam jam pelajaran berikutnya.

d. Masyarakat
Semua orang tinggal dan hidup dalam masyarakat. Di dalam masyarakat, berlaku berbagai adat-istiadat, nilai, dan norma. Dalam memahami adat-istiadat, nilai, dan norma yang berlaku di masyarakat, setiap orang selalu berusaha melakukan sosialisasi agar dirinya dapat diterima keberadaannya di masyarakat. Proses mempelajari adat-istiadat masyarakat setempat itu sangat penting. Jika seorang gagal dalam bersosialisasi dengan lingkungan masyarakatnya, dia akan mengalami kesulitan atau menimbulkan kesulitan bagi lingkungannya. Maka, kita akan mendengar orang mengatakan 'tidak tahu adat'.
e. Media Massa
Media massa merupakan agen sosialisasi yang cukup menarik. Perkembangan teknologi dan informasi media massa seperti koran, majalah, televisi, radio, film, video, dan buku (komik, novel) mempunyai peran yang besar dalam proses sosialisasi. Apa yang dibaca dan yang ditonton akan berpengaruh pada perkembangan pengetahuan. Adakah di antara kamu yang tidak suka menonton televisi? Televisi menawarkan beraneka acara: sinetron, musik, film, berita, infotainmen. Banyak tayangan yang dijadikan model bagi pemirsanya. Di antaranya ada yang berdampak positif bagi sosialisasi maupun berdampak negatif. Contoh dampak negatif media massa bagi kepribadian seseorang ialah tindak kekerasan yang dapat ditiru oleh penonton. Iklan-iklan yang ditayangkan juga dapat mengakibatkan pemirsa menjadi konsumtif. Jadi, jika informasi yang disampaikan media massa itu sesuai dengan norma sosial yang berlaku, dapat terbentuk kepribadian yang positif. Sebaliknya, jika informasi tersebut negatif, dapat terbentuk kepribadian yang kurang baik. Oleh sebab itu, kita harus menyeleksi bahan bacaan dan tontonan kita.
2. Fungsi dan Manfaat Sosialisasi
Setiap orang di sekitarmu memiliki peran tertentu. Fungsi sosialisasi ialah mempelajari peran. Setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peran-peran yang ada dalam masyarakat. Proses tersebut dinamakan pengambilan peran. Dalam proses ini, seseorang belajar untuk mengetahui peran yang harus dijalankannya serta peran yang harus dijalankan orang lain. Melalui penguasaan peran yang ada dalam masyarakat, seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian, proses sosialisasi dapat berlangsung dengan baik. Dalam bersosialisasi, kamu akan belajar menjaga sikapmu dalam menghadapi berbagai peran yang ada di sekitarmu. Sikapmu itu tercermin dalam caramu berpikir dan berbuat ketika berinteraksi dengan orang lain, atau menanggapi sesuatu keadaan. Keadaan tersebut lama-kelamaan akan membentuk pribadimu. Dalam bersosialisasi pula, kamu akan berusaha mengikuti adat-istiadat masyarakat setempat agar kamu dapat diterima di lingkunganmu. Hal itu akan berlangsung dari generasi ke genarasi sehingga adat-istiadat tersebut akan tetap bertahan dan melahirkan masyarakat sosial sesuai dengan budayanya, misalnya masyarakata Jawa, Ambon, Batak.
3. Status dan Peran dalam Masyarakat
Dalam bersosialisasi, kita harus memerhatikan status dan peran setiap individu dalam masyarakat. Mengetahui status dan peranan seseorang akan memudahkan kita untuk bersosialisasi. Apa yang ada di benak kamu jika mendengar kata guru? Tentu saja kamu akan menghubungkannya dengan salah satu hal berikut ini: mengajar di depan kelas, menasihati siswa yang bandel, memberi PR. Guru adalah status, sedangkan mengajar di depan kelas adalah peran. Dalam masyarakat, terdapat banyak peran dan status. Peran dan status seseorang menentukan dalam kehidupan bersosial. Berikut kita akan mempelajari apa itu peran dan status.
a. Status
Pak Ardabili adalah ayah dari Maman dan Mimin. Ia adalah suami dari Ibu Mirna. Beliau juga seorang Kepala Bagian Keuangan di kantornya. Di lingkungan RT, ia adalah Ketua RT. Sebagai warga masyarakat, Pak Ardabili menyandang banyak status: sebagai ayah, suami, kepala bagian keuangan, ketua RT. Lalu, apa status itu? Status berarti tempat/posisi seseorang di dalam suatu pola tertentu. Dalam kenyataannya, seseorang memiliki beberapa status. Hal tersebut dapat terjadi karena ia biasanya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Walaupun memiliki banyak status, biasanya yang selalu menonjol hanya status yang utama. Dilihat dari cara memperolehnya, setiap individu dapat menduduki status sosial berikut.
(1) Ascribed status: status seseorang yang diperoleh secara otomatis berdasarkan kelahiran/turun-temurun. Misalnya, Pangeran Charles adalah seorang putra mahkota karena terlahir sebagai anak pertama Ratu Inggris, Diponegoro adalah seorang pangeran karena dia terlahir sebagai putra Sultan Hamengku Buwono III.
(2) Achieved status: status yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Status doktor diperoleh setelah seseorang menyelesaikan rangkaian panjang pendidikan SD, SMP, SMA, S1, S2, dan S3. Juara kelas diraih setelah seseorang belajar dengan giat.
(3) Assigned status, status atau kedudukan yang diberikan kepada seseorang yang telah berjasa kepada masyarakat. Misalnya, Drs. Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Gambar 2.5 Sarjana, status yang dicapai setelah belajar dengan tekun Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 2.6 Lencana Karya Setya dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diperoleh setelah pengabdian panjang kepada negara Sumber: Dokumen Penulis
b. Peran
Pernahkah kamu memerhatikan anak-anak kecil bermain dokter-dokteran (ada yang menjadi dokter, pasien, dan perawat), sekolah-sekolahan (ada yang menjadi guru, ada yang menjadi siswa)? Dokter akan memeriksa pasien, kemudian memberikan resep untuk membeli obat. Guru akan mengajar siswanya. Permainan itu mungkin saja pernah kamu mainkan dulu. Itulah salah satu contoh bermain peran. Dokter berperan memeriksa pasien, kemudian memberikan resep untuk membeli obat. Guru berperan mengajar siswanya. Dari contoh tersebut, dokter dan guru adalah status, sedangkan memeriksa pasien dan mengajar adalah peran. Jadi, peran adalah tingkah laku yang diharapkan dari seseorang sesuai dengan status (kedudukan) yang dimilikinya. Peranan merupakan aspek dinamis dari status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan statusnya, dia melaksanakan suatu peranan. Peranan dan status adalah dua aspek dari gejala yang sama. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena yang satu bergantung pada yang lainnya. Tak ada peranan tanpa status dan sebaliknya tak ada status tanpa peranan. Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku. Misalnya, norma menentukan bahwa seorang dokter haruslah mampu mendiagnosa dan mengobati orang sakit. Jika ada dokter yang tidak mampu mendiagnosa dan mengobati penyakit, perlu diragukan apakah dia dokter benar atau palsu.


C. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial yang terjadi dapat bersifat positif dapat pula bersifat negatif. Interaksi sosial positif disebut pula sebagai interaksi sosial asosiatif. Interaksi sosial negatif disebut juga interaksi sosial disosiatif. Interaksi asosiatif mengarah pada persatuan karena interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang terlibat di dalamnya mengarah pada persatuan. Interaksi disosiatif mengarah pada "perpecahan" karena interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang terlibat di dalamnya mengarah pada perpecahan. Dengan demikian, terdapat dua bentuk interaksi sosial yang sifatnya berlawanan, yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif.
1. Interaksi Sosial Asosiatif
Pola hubungan interaksi sosial yang bersifat asosiatif dapat tercipta karena adanya kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
a. Kerja Sama
Satu tim sepak bola harus bekerja sama untuk dapat menciptakan gol ke gawang lawan. Sangat jarang terjadi seorang pemain sepak bola mencetak gol tanpa bantuan temannya. Kekompakkan tim sepak bola merupakan salah satu contoh bentuk kerja sama. Dari contoh ini dapat dilihat bahwa kerja sama dapat timbul karena adanya orientasi perorangan terhadap kelompoknya sendiri (ingin timnya menang) atau kelompok orang lain (ingin tim lawan kalah). Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama. Tanpa adanya kerja sama, mustahil manusia mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Kerja sama adalah proses saling mendekati dan bekerja sama antarindividu, antara individu dan kelompok, atau antarkelompok, dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan bersama. Kerja sama dapat kita temukan pada semua kelompok umur, mulai anak-anak sampai orang dewasa. Pada hakikatnya, kerja sama timbul apabila:
(1) orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama,
(2) masing-masing pihak menyadari bahwa mereka hanya mungkin memenuhi kepentingan-kepentingan mereka tersebut melalui kerja sama.
b. Akomodasi
Akomodasi adalah usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan. Akomodasi dilakukan dengan tujuan tercapainya kestabilan dan keharmonisan dalam kehidupan. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Artinya, akomodasi merupakan bentuk penyelesaian tanpa mengorbankan salah satu pihak. Adakalanya, pertentangan yang terjadi sulit diatasi sehingga membutuhkan pihak ketiga sebagai perantara. Misalnya, perkelahian antara dua orang siswa di sekolah. Guru dapat menjadi perantara untuk mendamaikan kedua siswa setelah guru mempelajari penyebab terjadinya perkelahian. Adapun tujuan akomodasi adalah seperti berikut.
(1) Mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
(2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.
(3) Memungkinkan terwujudnya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan.
(4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran.
c. Asimilasi
Asimilasi merupakan bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan di antara orang-orang atau kelompok manusia. Mereka tidak lagi merasa sebagai kelompok yang berbeda sebab mereka lebih mengutamakan kepentingan dan tujuan yang akan dicapai bersama. Bila kedua kelompok masyarakat telah mengadakan asimilasi, batas antara kedua kelompok masyarakat itu dapat hilang dan keduanya berbaur menjadi satu kelompok. Misalnya, orang Jawa yang bertransmigrasi ke Papua akan berasimilasi dengan penduduk setempat sehingga batas-batas antara kelompok masyarakat tidak begitu jelas lagi terlihat satu dengan lainnya. Banyak di antara mereka yang menikah dengan penduduk setempat. Proses asimilasi timbul bila terdapat hal-hal berikut.
(1) Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
(2) Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu lama.
(3) Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masingmasing berubah dan saling menyesuaikan diri.
Proses asimilasi dapat berlangsung dengan mudah atau dapat juga dihambat. Faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah sebagai berikut.
(1) Toleransi
(2) Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
(3) Sikap menghargai kehadiran orang asing dan kebudayaannya
(4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
(5) Memiliki persamaan historis dalam unsur-unsur kebudayaan
(6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda
(7) Adanya musuh bersama dari luar

Gambar 2.8 Pernikahan antarsuku (misalnya suku Ambon dan Batak) merupakan contoh asimilasi Sumber: Dokumen Penulis
Adapun faktor-faktor yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah seperti berikut.
(1) Terisolasi kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
(2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
(3) Adanya perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
(4) Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi dibandingkan dengan kebudayaan golongan atau kelompoknya.
(5) Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri fisik.
(6) Adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan (in-group feeling).
(7) Apabila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
(8) Munculnya perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi.
d. Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila terjadi percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi. Dalam akulturasi, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, sebagian berusaha menolak pengaruh itu. Contoh akulturasi yang mudah ditemui ialah dalam perbauran kebudayaan Hindu-Buddha dan kebudayaan Islam dengan kebudayaan asli Indonesia. Bentuk-bentuk akulturasi yang masih ditemukan saat ini misalnya upacara Sekaten, Gerebeg Maulid, dan lainnya.
2. Interaksi Sosial Disosiatif
Disosiatif merupakan kebalikan dari asosiatif. Bila pada proses sosial asosiatif lebih menekankan bentuk kerja sama, proses sosial disosiatif lebih ditekankan pada bentuk persaingan atau perlawanan. Terdapat tiga bentuk interaksi disasosiatif, yaitu persaingan, kontravensi, dan pertentangan.
a. Persaingan
Persaingan adalah suatu proses sosial yang terjadi di mana individu atau kelompok saling bersaing untuk berlomba atau berkompetisi mencari keuntungan melalui bidang-bidang tertentu dengan menggunakan cara-cara yang terbuka dan adil. Misalnya, persaingan antara dua juara kelas di satu sekolah untuk membuktikan siapa yang layak dapat bintang sekolah. Kedua juara kelas itu akan belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai gelar tersebut. Persaingan yang terjadi antara dua orang merupakan persaingan pribadi. Ada juga persaingan yang bersifat kelompok. Misalnya, persaingan antara Persipura Jayapura dan Persib Bandung dalam memperebutkan tempat di putaran final Liga Indonesia. Persaingan berlangsung dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa bentuk persaingan.
(1) Persaingan ekonomi, contohnya perang iklan menawarkan produk, baik di media massa cetak maupun elektronik; persaingan memperoleh pekerjaan.
(2) Persaingan kebudayaan, contohnya sinetron dan telenovela, peminat film Avatar lebih banyak daripada penggemar film Si Unyil, persaingan antara tontonan tradisional seperti wayang orang dan film-film di bioskop
(3) Persaingan kedudukan dan peranan, misalnya persaingan antara para calon gubernur dan wakil gubernur dalam pilkada.
(4) Persaingan ras, misalnya persaingan antara orang kulit putih dan orang kulit hitam di Afrika Selatan.
b. Pertentangan
Pertentangan adalah suatu proses sosial di mana seseorang atau kelompok dengan sadar atau tidak sadar menentang pihak lain yang disertai ancaman atau kekerasan untuk mencapai tujuan atau keinginannya. Konflik biasanya terjadi karena adanya perbedaan paham dan kepentingan. Hal ini dapat menimbulkan semacam gap (jurang pemisah) yang dapat mengganggu interaksi sosial di antara pihak-pihak yang bertikai. Pertentangan dapat terjadi pada semua lapisan masyarakat, individu atau kelompok, mulai dari lingkungan kecil sampai masyarakat luas. Pertentangan dapat timbul karena:
(1) perbedaan pendapat, prinsip, aturan antarindividu
(2) perbedaan adat istiadat, kebudayaan
(3) perbedaan kepentingan politik, ekonomi, dan sosial
(4) perubahan sosial, disorganisasi, dan disintegrasi
c. Kontravensi
Kontravensi ialah bentuk interaksi sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai dengan gejala adanya ketidakpuasan terhadap seseorang atau sesuatu. Sikap tersebut dapat terlihat jelas atau tersembunyi. Sikap tersembunyi tersebut dapat berbuah menjadi kebencian, akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian. Menurut sifatnya, bentuk-bentuk kontravensi adalah sebagai berikut.
(1) Umum: penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana pihak lain.
(2) Sederhana: menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain.
(3) Intensif: penghasutan, menyebarkan desas-desus, mengecewakan pihak-pihak lain.
(4) Rahasia: mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat.
(5) Taktis: mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan pihak lain, memaksa pihak lain dengan kekerasan, provokasi, dan intimidasi.
D. Proses Interaksi Sosial

Bagaimana agar proses interaksi sosial dapat berlangsung dengan baik? Interaksi sosial terjadi ketika dua orang bertemu. Agar terjadi interaksi sosial, diperlukan syarat-syarat tertentu. Interaksi sosial juga terjadi karena faktor-faktor tertentu. Dengan mengetahui syarat-syarat interaksi sosial dan faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi, suatu proses sosial dapat berlangsung dengan baik.
1. Syarat-Syarat Interaksi Sosial
Untuk terjadinya interaksi sosial, harus ada dua syarat, yakni harus terjadi kontak sosial dan komunikasi.
a. Kontak Sosial
Kontak sosial terjadi ketika dua orang berhubungan. Kontak sosial dapat terjadi secara langsung (disebut kontak sosial primer) dan dapat pula dilakukan secara tidak langsung (disebut kontak sosial sekunder). Contoh kontak sosial primer ialah bercakap-cakap sambil bertatap muka: guru meminta kamu mengerjakan soal ulangan, temanmu mengajak makan di kantin, kamu meminta uang jajan pada ibumu. Karena kemajuan teknologi informasi, kontak sosial primer juga dapat terjadi walaupun kedua pihak tidak bertatap muka secara langsung, tetapi melalui telepon atau internet. Contoh kontak sosial sekunder ialah kamu menitip pesan untuk gurumu lewat temanmu bahwa kamu tidak masuk sekolah karena sakit, ibu menitip pesan melalui temanmu agar kamu segera pulang, kamu mengirim kartu ucapan selamat ulang tahun untuk temanmu di kota lain.
b. Komunikasi

Komunikasi merupakan satu syarat pokok terjadinya kerja sama dalam proses sosial. Komunikasi terjadi jika kedua belah pihak memahami bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan dapat berupa kata-kata, isyarat, ataupun simbol. Kamu tentu tahu bagaimana cara berkomunikasi para anggota Pramuka menggunakan bendera Semapur. Itu adalah salah satu contoh berkomunikasi menggunakan tanda-tanda tertentu. Komunikasi ialah suatu proses pengiriman pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat langsung dipahami. Suatu komunikasi terjadi jika memenuhi persyaratan berikut.
(1) Adanya pihak yang mengirim pesan (komunikator/ sender)
(2) Adanya penerima pesan (komunikan/receiver)
(3) Adanya pesan (message) yang ingin disampaikan
(4) Adanya tanggapan (feedback) dari si penerima atas isi pesan
2. Faktor Pendorong Terjadinya Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial dapat berlangsung didasarkan atas beberapa faktor, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
a. Imitasi
Imitasi adalah tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan, gaya hidup, bahkan apa saja yang dimiliki oleh orang lain tersebut. Misalnya, gaya berpakaian dan model rambut seorang artis di televisi yang ditiru oleh penggemarnya. Seorang guru olahraga menunjukkan cara mendribel bola basket yang kemudian ditiru oleh siswanya. Proses imitasi ada yang bersifat negatif, ada pula yang bersifat positif. Hal itu bergantung pada model yang ditiru dalam interaksi sosial tersebut. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dan besar di keluarga yang selalu beribadah, akan meniru kebiasaan keluarga tersebut. Jika kamu bergaul dengan anak yang suka merokok, tidak tertutup kemungkinan kamu pun akan jadi perokok. Meniru kebiasaan beribadah merupakan contoh imitasi yang positif, sedangkan meniru kebiasaan merokok adalah contoh imitasi yang negatif. Oleh sebab itu, agar tidak terpengaruh, kita harus memerhatikan apa dan siapa yang patut kita tiru dan tidak patut ditiru.
b. Sugesti
Sugesti adalah pengaruh, pandangan, atau sikap yang diberikan seorang individu terhadap individu lain kemudian diterima, dituruti, atau dilaksanakan dengan tanpa berpikir lagi secara rasional. Pengaruh sugesti akan cepat terjadi jika yang memberikan sugesti adalah orang-orang yang memiliki pengaruh, orang yang berwibawa, pimpinan, atau teman dekat. Misalnya, himbauan dari orang tua, pemimpin agama.
c. Identifikasi
Identifikasi ialah suatu proses yang terjadi pada diri seseorang yang memiliki keinginan atau kecenderungan untuk menjadi sama (identik) dengan orang lain yang ingin ditirunya. Identifikasi dapat berlangsung baik disadari maupun tidak disadari. Misalnya, Amran Sabani adalah penggemar berat pemain bola Cristiano Ronaldo dari klub Manchester United, Inggris. Tanpa dia sadari, dia berusaha berpenampilan seperti pemain idolanya tersebut. Dia memakai kaos bola bernomor punggung sama dengan Ronaldo, rambutnya pun berpotongan sama dengan pemain Portugal itu. Bahkan, namanya pun ditambah dengan nama Ronaldo, menjadi Amran 'Ronaldo' Sabani. Pada identifikasi, orang menempatkan dirinya seolah-olah sama dengan idolanya. Segala sesuatu diusahakan sama (identik) dengan idolanya.
d. Simpati dan Empati
Simpati ialah keikutsertaan merasakan apa yang dirasa orang lain (senang, susah, dsb.). Proses interaksi sosial ini lebih banyak melibatkan perasaan. Empati adalah keadaan di mana seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Empati lebih dalam daripada simpati. Pernahkah kamu menonton film yang membuat kamu larut di dalamnya sampai tanpa terasa kamu pun menitikkan air mata?